Kloningan

Thursday, July 2, 2015

Antara Bisnis dan Mafia

1 comment

Lucunya Negeri Ini..........

Memang sungguh luar biasa........... kata-kata ini tepat digunakan saat ini...
di kala bencana tak henti menghampiri negeri ini tetapi di sisi lain negeri ini justru ada yg sedang asik berpesta baru-baru ini seperti yg kita ketahui di kawasan asia baru saja melangsungkan mega acara untuk penganugerahan para calon Taipan Asia dengan nama ABLA 9th Annual Indonesia...
seharusnya bangsa ini tidaklah tepat untuk berpartisipasi dalam acara ini, bagaimana mungkin Indonesia yg notabene penghasil Mafia bisa diikutkan sebagai penghasil Businessman?? sungguh teramat lucu...
seperti yg kemarin kita saksikan Indonesia mengirimkan "Kandidat", Betul dialah Budi Li putra tunggal Dasi Soeprajitno yg juga sekaligus pewaris tunggal Dynasty Business Goup BsB - Copthorne Inc maupun Organisasi Mafia di semenanjung asia pasific. seperti layaknya putra mahkota dia dengan penuh percaya diri menghadiri acara tersebut di dampingi putri Taipan Indonesia Hary Tanoe, Valencia Tanoe.. kita bisa saksikan betapa miris bahwa setiap insan disana begitu hormatnya hingga kepala menunduk dan menjauh dari tempat semula, Jacqueline Lam dan Aparna Agrawal yg sebelumnya terlihat melambaikan tangan ke sekitar untuk para media yg meliput acara mereka bergegas menghampiri dan menyalami dengan penuh hormat kepada seorang putra mahkota Dynasty Mafia seperti layaknya orang Agung, bagaimana bisa orang umum meluapakan sepak terjang mereka??? bagaimana bisa setiap tindakan intimidasi yg selama ini mereka lakukan begitu saja mudah dilupakan dan justru berbalik hormat bak seorang pelayan terhadap Tuan nya, melihat acara tersebut sungguh tragis, acara yg diliput hampir ke seluruh penjuru asia ini menjadi ajang berkumpulnya para gembong Mafia di kawasan asia pasific ini, lalu apa manusia tidak bisa membedakan antara Mafia dan Businessman???
Begitulah cermin asia ini, tidak jauh berbeda antara Singapura dan Indonesia, sama-sama bodoh dan tidak punya akal sehat hingga tidak tahu siapa yg seharusnya dihormati dan siapa yg tidak.
Mumin Ali Gunawan, tentu kita tidak asing dengan nama ini, Betul dialah Bos Panin Group yg selama ini memonopoli kredit perumahan di seluruh Indonesia, apakah anda tahu latar belakang maupun siapa sesungguhnya orang ini???
Mumin Ali Gunawan (MAG) adalah Ipar dari Mochtar Riady pemilik tunggal Group Lippo, terkejut??? begitulah nyatanya.. Swissasia yg kita ketahui adalah perusahaan Internasional yg sudah sangat terkenal sungguh diluar dugaan disitu ada nama MAG sebagai salah satu pemegang saham nya. pada tahun 2003 MAG membeli 11,6% saham Swissasia senilai tidak kurang USD 180 juta.. Fantastis ! Darimana asal uang tersebut??? dari RAKYAT.... kita suda habis dibodohi dengan kredit angsuran rumah yg mencekik, dengan bunga 9-12% setahun jika dikalikan 10 tahun angsuran maka harga rumah itu menjadi 2x lipat... apa anda tahu berapa bunga untuk angsuran rumah di luar negeri??? tidak sampai 8%/tahun, kita tergiur dengan kemudahan yg ditawarkan oleh Bank Panin/ANZ agar kita bisa memiliki rumah tapi kita sungguh bodoh tidak mengetahui apa dibalik kemudahan itu, bunga yg tidak ubahnya seperti lintah darat berkedok ekslufif seperti Panin Bank
Keberadaan keluarga Riady di belakang Swissasia semakin tercermin dalam susunan komisaris dan jajaran direksi baru Bank Lippo, yang ternyata banyak diisi oleh orang-orang keluarga Riady. Hasil RUPS menyebutkan empat komisaris baru diangkat mewakili Konsorsium Swissasia: Rainer Silhavy, Jan G. Cherim, James C. Ng, dan Christopher Williams. Di jajaran direksi, Swissasia menempatkan Lee Heok Seng dan Mark Mc Kenny.
Diantara para komisaris itu, James C. Ng saat ini tercatat bekerja sebagai CEO dari e-New Media Company Ltd. Perusahaan itu pada 2000 diketahui membeli 72,3 juta lembar saham Across Asia Multimedia Ltd., perusahaan milik keluarga Riady dan tempat Christopher Williams sempat bekerja. Sebelum masuk e-New Media, Ng tercatat sebagai Direktur Eksekutif First Pacific, perusahaan investasi yang dimiliki keluarga Salim, sahabat lama keluarga Riady. Jadi, sebagaimana Williams, Ng boleh dikata punya hubungan dengan keluarga Riady.


Di jajaran direksi, Lee Heok Seng yang juga mewakili Swissasia adalah assistant general manager di bagian risk control management head di RZB Cabang Singapura. Yang menarik, sebagaimana dapat dilihat pada situs Life Bible-Presbyterian Church Singapura, Lee adalah penceramah pada gereja itu. Kebetulan, keluarga Riady juga penganut aliran gereja ini.
Hubungan berupa sesama penganut satu aliran gereja tak bisa diabaikan begitu saja. Jika Anda ingat kasus sumbangan ilegal James Riady kepada calon presiden Bill Clinton pada Pemilihan Presiden Amerika 1992, di situ Anda akan menemukan nama Jim Guy Tucker. Melalui mantan Gubernur Arkansas inilah Riady berkenalan dengan Clinton. Majalah Fortune pernah menulis bahwa kedekatan Riady dengan Tucker bermula dari perkenalan keduanya ketika sama-sama aktif di Gereja Presbyterian di Little Rock, Arkansas, sekitar 20 tahun sebelumnya.

Lalu sekarang pertanyaan nya apakah benar bahwa Mafia dengan Businessman itu sama???
jika kita bicara skala maka jawabannya tentu IYA.. Business kecil mungkin memang dimiliki orang-orang bersih yg sungguh-sungguh mencari tiap rupiah keuntungan demi mempertahankan kelangsungan usaha namun skala raksasa tidak ada satupun dalam area ini yg tidak tersentuh oleh Mafia, kekuatan finasial tanpa batas hanya ada dan berasal dari sini.. bukan yg lain..

Sungguh Miris...

http://m4f14m3l4yu.blogspot.com/2010/11/antara-business-dan-mafia.html

1 comment:

  1. saya koreksi agar anda tidak salah berpendapat, bunga di luar negri kecil, memang benar bahkan di taiwan atau amerika, bunga kredit hanya 3-5%, namun liat juga mata uang yg dipakai dalam pengkreditan, kita tau sendiri nilai rupiah jika dibandingkan dengan mata uang negara lain selalu mengalami depresiasi setiap tahunnya, sebut saja rupiah terhadap taiwan, setiap tahunnya nilai rupiah terdepresiasi sebesar 7% terhadap mata uang taiwan, dan jika pengkreditan rupiah menggunakan bunga seperti luar negri, saya rasa badan pengkreditan tersebut akan bangkrut tergerus inflasi dan depresiasi rupiah.

    ReplyDelete